Kamis, 24 Januari 2013

askep hiv/aids

HIV / AIDS
  1. DEFINISI
Aids adalah kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya system kekebalan tubuh oleh virus yang disebut HIV yang di tandai dengan menurunnya system kekebalan tubuh sehingga pasien AIDS mudah diserang oleh infeksi oportunistik dan kanker. ( djauzi dan djoerban,2003)
Aids adalah sekumpulan gejala yang menunjukkan kelemahan atau kerusakan daya tahan tubuh yang diakibat oleh factor luar (bukan dibawa sejak lahir)

Aids diartikan sebagai bentuk paling erat dari keadaan sakit terus menerus yang berkaitan dengan infeksi human immunodetciency virus HIV. (Suzane C. Smetzler dan Brenda G.Bare)
Aids diartikan sebagai bentuk paling hebat paling hebat dari infeksi HIV, mulai dari kelainan ringan dalam respon imun tanpa dan gejala yang nyata hingga keadaan imunosupresi dan berkaitan dengan berbagai infeksi yang dapat membawa kematian dan dengan kelainan malignitas yang jarang terjadi ( center for disease control and prevention).
  1. ETIOLOGI
Aids disebabkan oleh virus yang mempunyai beberapa nama HTL II, LAV, RAV. Yang nama ilmiahnya disebutkan Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) yang berupa agen viral yang dikenal dengan retrovirus yang diularkan oleh darah dan punya afinitas yang  kuat terhadap limfosit T,
Yang ditularkan melalui :
  1. Hubungan seksual ( resiko 0,1 – 1%
  2. Darah
a)      Transfuse darah yang mengandung HIV ( resiko 90 – 98)
b)      Tertusuk jarum yang mengandung HIV ( resiko 0,3)
c)      Terpapar mukosa yang mengandung HIV (resiko 0,09 )
  1. Transmisi dari ibu ke anak ( rusak 25 – 45 % )
a)      Selama kehamilan ( rusak 7% )
b)      Saat persalinan ( rusak 18 % )
c)      Air susu ibu ( rusak 14 % )
Transmisi vertikel HIV
Tanpa intervensi : resiko total 35 %
  • Selama kehamilan ( resiko 7% )
  • Melahirkan (resiko 18 %)
  • Sesudah persalinan ( resiko 13 %)
  1. TANDA DAN GEJALA
Stadium klinis ( stadium 1 – 4 )
Stadium klinis HIV ( WHO )
  1. Stadium klinis 1 :
  • Asimtomatis
  • Limfadenopati generalisasi persistemt ( LGP )
(Pembesaran kelenjar getah bening dibeberapa tempat yang menetap)
  1. Stadium klinis 2 :
  • BB menurun <10 % dari BB semula
  • Kelainan kulit dan mukosa ringan seperti : dermatitis seboroik, infeksi jamur kuku, ulkus oral
  • Herpes zozter dalam 5 tahun terakhir
  • Infeksi saluran napas bagian atas berulang seperti sinusitis bacterial
  1. Stadium klinis 3 :
  • BB terus menurun > 10 % dari BB semula
  • Diare kronis yang tidak diketahui penyebabnya berlangsung > 1 tahun
  • Demam tanpa sebab yang jelas
  • Kandidiasis oral
  • TB paru dalam 1 tahun terakhir
  • Infeksi bakteri berat (pneumonia)
  • Herpes zozter yang berkomlikasi
  1. Stadium klinis 4 :
  • Badan menjadi kurus
  • Pneumocystis carinii pneumonia (pcp)
  • Toksoplasmosis pada otak
  • Infeksi virus heper simpleks
  • Mikosis ( infeksi jamur )
  • Kandidiasis eosofagus, trakea, bronkus atau paru
  • Sarcoma koposi
  • Limfoma
Tanda dan gejala dimulai beberapa minggu sampai beberapa bulan sebelum timbulnya infeksi oportonistik :
  • Demam
  • Malaise
  • Keletihan
  • Keringat malam
  • Penurunan BB
  • Diare kronik
  • Limfadenopati umum
  • Kamdidiasis oral
  1. MANIFESTASI KLINIS
Penyakit AIDS menyebar luas dan pada dasarnya dapat mengenai semua organ.penyakit yang berkaitan dengan HIV/AIDS  terjadi akibat unfeksi, malignansi atau efek langsung HIV pada jaringan tubuh.
Penyakit yang sering ditemukan:
  1. Respiratorius
Pneumonia pneumocystis carinii, gejala napas yang pendek, sesak napas ( dispnea),batuk, nyeri dada dan demam akan menyertai palbagai infeksi oportunis,seperti yang disebabkan oleh Mycobacterium aviumintracellulare (CMV)
Dan legionella.
  1. Gastrointestinal
Mencakup hilangnya selera makan, mual, vomitus, kandidiasis oral serta esophagus,dan diare kronis.
  1. Kanker
  2. Sarcoma Kaposi
  3. Limfoma burkit
  4. Penurunan imunitas

  5. PATOFISOLOGI
  • Sel t dan makrofag serta sel dendritik / langerhans (sel imun ) adalah sel-sel yang terinfeksi HIV dan terkonsentrasi di kelenje limfe, limpa dan sumsum tulang. HIV menginfeksi sel lewat pengikatan dengan protein perifer CD 4, dengan bagian virus yang bersesuaian yaitu antigen grup 120. Pada saat sel T4 terinfeksi dan ikut dalam respon imun, maka HIV menginfeksi sel lain dengan meningkatkan reproduksi dan banyak kematian sel T4 yang juga dipengaruhi respon imun sel killer penjamu, dalam usaha mengeliminasi virus dan sel yang terinfeksi.
  • Dengan menurunya jumlah sel t4, maka system imun seluler makin lemah secara progresif. Diikuti dengan berkurangnya fungsi sel B dan makrofag dan menurunya fungsi sel T penolong.
  • Seseorang yang terinfeks HIV dapat tetap tidak memperlihatkan gejala ( asimptomatik) selama bertahun-tahun.selama waktu ini, jumlah sel T4 dapat berkurang dari sekitar 1000 sel perml darah sebelum infeksi mencapai sekitar 200-300 per ml darah, 2-3 tahun setelah infeksi.
  • Sewaktu sel T4 mencapai kadar ini, gejala-gejala infeksi ( herpes zoster dan jamur oportunustik ) muncul, jumlah t4 kemudian menurun akibat timbulnya penyakit baru akan menyebabkan virus berproliferasi. Akhirnya terjadi infeksi yang parah.seorang didiagnosis mengidap AIDS apabila terjadi infeksi opurtunistik,kanker atau di mensi AIDS.
  1. PENATALAKSANAAN
    1. Pengobatan suporatif
Tujuan :
  • Meningkatkan keadaan umum pasien
  • Pemberian gizi yang sesuai
  • Obat sistomatik dan vitamin
  • Dukungan psikilogis
  1. Pengobatan infeksi oportunistik
Infeksi :
  • Kandidiasis eosofagus
  • Tuberculosis
  • Toksoplasmosis
  • Herpes
  • Pcp
  • Pengobatan yang terkait AIDS,Limfoma malignum,sarcoma Kaposi dan sarcoma servik,di sesuaikan dengan standar terapi penyakit kanker.
Terapi :
  • Flikonasol
  • Rifampisin, INH, Etambutol, pirazinamid, stremptomisin
  • Pirimetamin, sulfadiazine, asam folat
  • Asiklovir
  • Kotrimoksazol
  1. Pengobatan anti retro virus ( ARV )
Tujuan :
  • Mengurangi kematian dan kesakitan
  • Menurunkan jumlah virus
  • Meningkatkan kekebalan tubuh
  • Mengurangi resiko penularan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar